Semburat matahari belum sepenuhnya menampakan diri, ketika wajah wajah porter pengangkut tabung selam sudah berdatangan di pojok Paradise. Dingin sisa embun semalam masih saja bercampur udara basah pagi ini. Tulamben masih saja lelap disana sini.
Tak ada yang lebih menarik daripada menyelam pagi pagi sekali. Konon ikan ikan lebih atraktif dan air masih jernih. Termangu mangu seorang lelaki tua duduk di bawah pohon menatap kami. Apa yang dicari, apa yang diminta, pikirnya. “ Silence in the deep “ saya bergumam membaca jalan pikirannya.
Bunyi gelembung sayup sayup membisikan kata rindu di kedalaman. Perlahan menuju ke 25 meter. Liberty Wreck. Sebuah saksi sejarah perang dunia yang tersungkur dalam. Dia yang kembali didesak batuan batuan dan muntahan lahar gunung Agung 40 tahun lalu. Liberty tetap disana. Sendiri dan sunyi.
Hari ini saya teringat beberapa tahun yang lalu di Tulamben. Ketika air laut dan cinta menyatukan pikiran, gelora dan emosi. Dia yang menatapku dalam, sedalam samudra yang kita jalani.
Tulamben. Siapa yang bisa menyangsikan kenangan itu. Saat masa silam membungkus pesona. Saat ikan ikan kuwe melakukan parade. Ah, semestinya saya kembali ke Tulamben. Siapa tahu cinta itu masih ada di sana.
Dunia Laut berisi kumpulan cerita dan foto-foto tentang kekayaan alam hayati lautan Indonesia.
Blog ini dikelola oleh Iman Brotoseno, PADI Dive Instructor.
© Dunia Laut. Design by Muhammad Zamroni.