Togean – Mutiara bahari di sabuk katulistiwa

Perjalanan darat ini berkelok kelok terasa tak habis habisnya melalui bukit bukit tanaman jagung dan pesisir pantai. Mini bus yang membawa kami harus menempuh waktu sekitar 3 jam dari Bandara udara Djalaludin Gorontalo menuju sebuah desa pelabuhan, Marisa di teluk Tomini, Sulawesi. Ini belum usai, setibanya di Marisa kami harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer menuju pantai, karena kendaraan tidak bisa melewati jembatan kayu yang sedang rusak. Perkampungan nelayan itu tampak lenggang dan sepi. Sesekali wajah wajah muncul dari balik jendela dan pintu, melihat pendatang asing yang melintas pemukimannya.

Dari bibir laut, terhampar pasir putih dan lautan yang rata. Diam tak bergelombang.. Teluk Tomini memang salah satu laut paling tenang di dunia, karena topografinya yang menjorok tersembunyi. Kami harus menaiki kapal jukung karena kapal tidak bisa merapat ke pantai. Para porter masuk kedalam air mengangkat barang barang diatas kepalanya menuju sebuah kapal kayu bermesin diesel berukuran 2 meter x 6 meter.

Saya melirik ke jam tangan. Hari sudah menunjukan pukul 4 sore. Sebentar lagi malam tiba. Sementara menurut informasi dari Zen, petugas Blue Marlin Dive Centre yang memfasilitasi perjalanan kami, perjalanan menyeberang laut menuju kepulauan Togean akan menempuh sekitar 5 – 7 jam lagi. Hati saya tercekat, bagaimana mungkin kapal primitif ini mampu menembus kegelapan malam .

Ternyata dugaan saya salah. Pak Nico – asli warga Marisa – kapten kapal ini mampu melihat arah jalan dengan berpatokan bintang bintang di langit dan serta kebiasannya melaut. Kapal ini sama sekali gelap gulita, hanya ada satu lampu 5 watt menerangi ruang kemudi yang sempit. Kami hanya tiduran di geladak yang sambil berharap kapal ini akan secepatnya tiba di Pulau Kadidiri, Kepulauan Togean.

Pulau Kadidiri adalah pusat dari Kepulauan Togean, di Sulawesi Tengah. Tak jauh dari Wakai, sebuah kota kecamatan yang menjadi sentra kepulauan ini. Pulau Kadidiri adalah yang paling popular diantara pulau pulau yang tersebar seluas 90 km persegi di Kepulauan Togean. Mayoritas etnik di kepulauan Togean berasal dari Gorontalo , sementara ada etnik asli yang hidup dengan rumah di atas laut yang disebut suku bajau. Pada tanggal 19 Oktober 2004, Kepulauan Togean telah ditetapkan sebagai Taman nasional yang meliputi 292,000 hektar ekosistem laut dan 70.000 hektar area darat. Karena lokasinya yang jauh dari mana mana, serta posisinya yang terlindungi di teluk Tomini, membuat daerah ini sangat terasa terpencil sekaligus indah dan bersih dari polusi.

Laut yang bersih, tenang, pasir putih dan kehidupan bawah lautnya yang kaya sebanding dengan lamanya perjalanan menuju tempat ini. Saya termenung tak percaya ketika pagi datang. Hembusan angin pelan membawa pandangan ke sekeliling Black Marlin Resort. Sungguh indah dan mempesona. Sebuah batu karang mencuat tepat didepan resort. Mengingatkan Phi Phi Island di Thailand dalam film ‘ Beach ‘ yang dibintangi Leonardo di Caprio.
Hanya kami tamu yang berkulit sawo matang di Pulau Kadidiri, lainnya adalah turis turis yang hanya menghabiskan waktu mandi sinar matahari, membaca buku, menyelam atau berjalan jalan di seluruh pulau.
Hari ini saya akan menyelam di Taipi Wall, kurang lebih 4 kilometer di luar pulau Kadidiri. Wolfgang – seorang instruktur resort – berkebangsaan Jerman sebelumnya sudah memberikan data dan karakteristik penyelaman di site itu.
Wide angle, merupakan prioritas utama tampaknya. Sehingga saya memutuskan memasang lensa Nikon10,5 mm. Ini tak salah, dalam dinding karang ini banyak coral seperti overhang dan sea fans. Kadang saya menyelusupkan di celah celah dinding untuk mendapat angle angle yang menarik.
Pada penyelaman kedua, saya menukar lensa ke makro 60 mm karena menemukan spot di atas dinding, sebuah taman terumbu karang yang berisi aneka ragam kehidupan. Nudibranch sampai Lion Fish yang dengan tenangnya memandang kami. Sementara seekor blue ribbon eel keluar dari sarangnya sambil membuka mulutnya untuk menangkap plankton plankton. Benar benar sebuah awal yang menyenangkan menyelam di Togean.

Salah satu site terbaik di Togean adalah wreck / reruntuhan pesawat pembom B 24 sekutu dalam PD II. Terletak 16 km timur laut dari pulau Kadidiri, ditempuh 1,5 jam dengan boat. Pesawat ini jatuh karena kerusakan mesin dalam perjalanan pulang ke pangkalan di Morotai, setelah menjalani misi pemboman. Sebelas awak pesawatnya selamat dan membiarkan pesawat dengan panjang 17 meter dan lebar 22 meter terbaring di kedalaman 14 – 22 meter, tak jauh dari bibir pantai. Posisi tenggelamnya pesawat dengan cockpitnya menghadap barat daya, dan sayap kanan menyentuh dasar pasir, sementara sisi sayap kirinya terangkat.

Pesawat ini masih dalam kondisi utuh dan sebagian besar sudah ditumbuhi oleh terumbu karang. Tampak coral jenis barrel sponge tumbuh dengan suburnya di sayap pesawat. Baling baling masih menempel pada sayap kanan. Visibility atau jarak pandang tidak begitu bagus maksimal 15 meter. Ini disebabkan site ini berada diantara kawasan hutan bakau.
Reruntuhan ini menjadi tempat ikan ikan diantaranya batfish dan beberapa jenis pelagics seperti trevally atau lebih akrab dipanggil ikan kuwe.
Saya melongokkan kepala masuk ke dalam pintu pesawat dan membayangkan hiruk pikuk pertempuran serta komunikasi pilot dengan pangkalannya puluhan tahun yang lalu.
Esok harinya kami menuju 20 kilometer arah utara, menempuh 2 jam perjalanan untuk menyelam di Pulau Una Una. Lebih tepat dikatakan sebagai gunung berapi yang menjadi pulau vulkanik, sehingga pasir pantainya hitam karena terbentuk dari sisa abu dan lava saat letusan tahun 1983. Kadang kala sayup sayup kita mendengar suara gemuruh magma di kedalaman.
Menurut saya, area penyelaman disini adalah yang terbaik dikawasan kepulauan Togean. The pinnacle, salah satu nama site di Una Una memiliki dinding drop off sampai 60 meter dan memiliki kehidupan terumbu karang yang luar biasa sehatnya. Begitu banyak coral sponge dengan ukuran raksasa. Mulai dari jenis tube, vase, cone dan barrel.
Saya langsung meluncur ke kedalaman dan menunggu momen yang pas yakni seorang kawan penyelam melayang diatas, sehingga membentuk komposisi bagus. Sama seperti di darat, memotret dalam air juga membutuhkan kesabaran untuk mendapatkan momen momen yang tepat. Saya menekan kekuatan lampu strobe menjadi 1/8 sekedar untuk mendapatkan fill in di permukaan sponge.

Tak jauh dari sana, sebuah site bernama Apollo yang terletak di sisi barat Pulau Una Una . Berbeda dengan Pinnacle yang berupa dinding karang, di Apollo merupakan sloping pantai. Slope artinya topografinya landai semakin mendalam mulai dari 20 meter sampai 45 meter.
Arus sangat kencang disini, dan memang merupakan salah satu alasan utama melihat rombongan ikan ikan Baracuda. No current no life, begitu prinsip untuk melihat ikan ikan pelagics sejenis Baracuda atau tuna. Tepat dikedalaman 30 meter, saya melihat school of Baracuda yang bergerak elegan diantara arus yang kuat. Setelah cukup, kami naik ke permukaan dan melakukan safety stop di kedalaman 5 meter. Setelah kelelahan kicking melawan arus yang kuat, kami agak rileks sambil memotret beberapa ikan ikan seperti snapper dan bat fish diatas table coral yang lebar.
Setelah hampir 5 hari disini, menjelang hari terakhir kembali ke peradaban di Jakarta, saya menghabiskan waktu menyelam di depan resort. Hari masih pagi dan teman teman masih terlelap di kamarnya, saya sudah menuju laut. Ini merupakan solo dive. Saya sudah berkoordinasi dengan boatman – termasuk memberikan time limit menyelam – untuk berjaga jaga diatas boat sambil memperhatikan gelembung gelembung udara di permukaan air.
Umumnya dalam penyelaman diharuskan berpasangan, dan tidak boleh sendiri. Never Dive Alone. Ini untuk mencegah seandainya terjadi musibah. Namun penyelam diperbolehkan melakukan dive sendiri sepanjang memenuhi syarat dan standar kualifikasi tertentu. Termasuk tidak melakukan penyelaman yang dalam.

Saya memotret rombongan ikan ikan sweet lips yang membentuk formasi berputar putar. Tak jauh dari sana sebuah wreck bangkai kapal kayu kecil teronggok.
Menjelang akhir penyelaman saya bergerak menuju arah bibir pantai resor, dan menyaksikan formasi ikan ikan sarden yang bergerak cepat. Uniknya ikan ikan ini melingkari saya yang tiba tiba saja kebingungan menentukan arah angle memotret. Sungguh sebuah relaxation dive sebelum sarapan pagi.


Kepulauan Togean memang sebuah paradise yang terpencil. Konon kepulauan ini akan telah dirancang untuk menjadi the next big hit on the travelling market. Mudah mudahan membuka kawasan ini menjadi terbuka tidak membuat pencemaran dan kerusakan alam yang indah.
Sambil mencuci dan menjemur perlengkapan selam, karena besok kami akan kembali menempuh pelayaran yang membosankan ke Marisa. Saya bercakap cakap dengan sepasang turis backpacker asal Perancis. Mereka telah menempuh perjalanan darat yang begitu lama dari Makasar. Kini mereka belum memutuskan kapan akan pergi.
Togean telah menahan mereka. Saya percaya pada mereka. Sore ini sunset begitu indah memantulkan sinar sinar emas kemilau di pasir pasir yang lembut. Terus terang saya menyesal mengapa harus cepat cepat pergi dari tempat ini.

Tips Mencapai Kepulauan Togean.
1. Penerbangan dengan Lion Air atau Sriwijaya , setiap hari dari Jakarta dan Surabaya menuju Gorontalo, kemudian dilanjutkan dengan public ferry yang berangkat setiap jam 10 malam dan tiba di Togean jam 11 pagi. Sebaliknya dari Togean berangkat jam 4 sore dan tiba esok jam 6 pagi di Gorontalo. Pilihan lain dengan mencarter kapal dari Marisa, dengan pilihan jam keberangkatan yang fleksibel.
2. Alternatif bisa melalui Palu ( Sulawesi Tengah ) dilanjutkan sekitar 7 jam perjalanan lewat darat – 375 km – melalui Poso menuju Ampana. Kemudian dilanjutkan dengan kapal sekitar 4 jam menuju Wakai.
3. Jika menempuh jalur dari Makasar, ( Sulawesi Selatan ), bisa dicapai dalam waktu 14 jam perjalanan bus melalui Rantepao ( Tana Toraja ) menuju Ampana yang dilanjutkan dengan kapal.
4. Togean tidak hanya menawarkan paket penyelaman. Bagi yang tertarik untuk berpetualang, bisa melakukan trekking di seluruh pulau pulau. Menyaksikan babi rusa, rusa, kelelawar kelelawar, kepiting kenari ( coconut cabs yang besar ). Selain itu dengan menyewa perahu, bisa menuju arah barat pulau melihat perkampungan suku bajau yang terkenal sebagai suku laut.
5. Terdapat banyak penginapan dari losmen sederhana sampai resor seperti Black Marlin di Pulau Kadidiri atau Wakai Cotagges di Pulau Batudaka. Losmen losmen juga terdapat di Pulau Tongkabu atau Ampana.
6. Jaringan komunikasi seluler sangat tidak stabil. Kadang kadang tidak sinyal sama sekali.

Tulisan telah dimuat di Majalah CHIC FOTO VIDEO Digital ( Gramedia ) Edisi Maret 2009


Share

  1. 0
    19 August 2009 13:34:39

    Ahdari Dj. Supu

    Mas Iman

    Hello apa khabar mudah-mudahan selalu dalam lindungan-Nya, trims atas promosi Kepulauan Togean .. kalau mau ke Togean lagi silahkan hubungi saya ya.

    Salam,

    Ahdari Dj. Supu

  2. 0
    18 April 2010 20:30:00

    Andy

    Indah banget…. sayang terlalu jauh 🙁

  3. 0
    25 September 2010 11:18:53

    wenny

    Terimakasih info dan gambarnya. Menarik sekali!
    Saya InsyaAllah ke Ampana untuk urusan kerja beberapa hari ke depan.
    Senangnya setelah tau keindahan alam tempat yang akan saya tuju..

  4. 0
    1 January 2011 22:24:30

    paminto

    Subhanallah…..
    surgaaaaaa di Indonesia…..
    *terngangah*

  5. 0
    5 May 2011 15:53:19

    Iva Berliana

    dua minggu kemarin aq dari kadidiri paradise

    sumpah pengen balik lagi .. n dive .. tpi aq blum semahir mas Iman

    nice quote .. salam anak pulau

  6. 0
    8 August 2011 22:26:07

    tomfreakz

    yang wajib diliat saat diving disini apa aja mas?

    salam 🙂

  7. 0
    2 September 2011 11:20:02

    alpha

    indah bgtt di Togean Ocean ,,, Thu Mimpi IndahQ yg Lom Trwujud … pengen ke sana , ribet gak y kira2 … buat mrka yg ud prnah k sana … congrat deh, u’r get really get u’r lucking !!! salam wt ank2 pulau sana ,,, 🙂

  8. 0
    27 May 2012 21:10:06

    rizal

    mas Ahdari, saya kebetulan sedang di Marisa untuk tugas kerja.
    boleh minta no tlp yg bisa dihubungi? ada kemungkinan saya mau diving di Togean. thanks.

  9. 0
    15 September 2013 21:26:33

    SAIFUL

    salam kenal.
    Trima kasih mas,sudah mempromosikan keindahan kepulauan togean.dan masih banyak lagi keindahan yang belum terlihat baik didarat maupun dilaut kalau menurut saya sebagai penduduk asli togean khususnya di Desa Lebiti.

  10. 0
    6 December 2013 17:23:40

    ranselwisata

    itu pesawat B21 peninggalan PD II atau pesawat yang dipiloti anggota CIA pada masa pemberontakan RMS ya?

Latest

About

Dunia Laut berisi kumpulan cerita dan foto-foto tentang kekayaan alam hayati lautan Indonesia.

Blog ini dikelola oleh Iman Brotoseno, PADI Dive Instructor.

© Dunia Laut. Design by Muhammad Zamroni.