Misool, pesona selatan Raja Ampat

Untuk kesekian kalinya saya mengunjungi Raja Ampat. Kali ini diawali dengan undangan Pemkab Raja Ampat untuk menikmati ‘ Festival Bahari Raja Ampat 2010 ‘ yang dipusatkan Wasai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat yang terletak di pulau paling besar, Waigeo. Ini memang lebih pada kegiatan seremonial yang dibuka Bupati. Tak ada yang salah sekalian menikmati acara acara hiburan, tari dan aneka ragam makanan dari suku suku yang tersebar di kepulauan Raja Ampat.

Ini memang bisa digambarkan sebagai mini Indonesia, karena keragaman suku, agama, dan bahasa. Bagian selatan kepulauan yang dipengaruhi Islam dan Utara yang Kristen. Bahkan salah satu atraksi dari masyarakat setempat, ditampilkan Reog Ponorogo ! Usut punya usut ternyata banyak pendatang asal Trenggalek Jawa timur yang merantau ke Sorong dan tinggal sebagai pekerja di Pulau Waigeo.
Sejak pemekaran Kepulauan Raja Ampat menjad kabupaten, Wasai dibangun dari sebuah desa kecil di hutan belantara di Pulau Waigeo. Mau tidak mau, hutan lindung di babat untuk membelah pulau. Ketika saya disana, jalanan lebar hot mix sedang dibangun untuk menghubungkan pelabuhan baru. Demikian pula gedung gedung pemerintahan, dan hotel hotel bermunculan.
Satu yang membuat saya risau. Semoga aspek modernitas ini tidak menggerus alam dan ekosistem bahari. Bukankah ini yang membuat Raja Ampat menjadi icon bahari di Indonesia .

Dari Wasai kami melanjutkan perjalanan yang sesungguhnya menuju Misool, sebuah pulau besar dengan beberapa pulau pulau kecil yang berserakan di sekelilingnya. Kepulauan Raja Ampat terletak di barat laut kepala burung Pulau Papua, dengan kurang lebih 1500 pulau kecil dan atoll serta 4 pulau besar yang utama, yakni Misol, Salawati, Bantata dan Waigeo. Luas area ini kurang lebih 4 juta hektar persegi darat dan lautan – termasuk sebagian teluk Cendrawasih – membuatnya sebagai taman laut terbesar di Indonesia.
Kehidupan hayati dan biota laut Raja Ampat paling kaya dan beranekaragam dari seluruh area taman laut di wilayah segitiga koral dunia, Philipina – Indonesia – Papua Nuigini. Segitiga coral ini merupakan jantung kekayaan terumbu karang dunia yang dilindungi dan ditetapkan berdasarkan konservasi perlindungan alam Internasional.

Kami tak mencapai Pulau Misol, karena perjalanan yang di tempuh dengan mesin boat 2 kali 450 PK berakhir di sebuah pulau kecil bernama Batbitim. Disini “ Eco Resort “ membangun surganya bagi pencinta selam. Sebuah resor yang dibangun dan dikelola dengan memegang prinsip prinsip konservasi alam yang ketat.
Pulau kecil ini sangat indah, dengan bukit dan laguna pasir putihnya membentang di depan cotagges cottages yang seakan membius dengan pesona alamnya. Sebuah jembatan kayu menghubungkan antara dermaga, dengan dive centre dan sisi cottages sebelah depan dengan restaurant tepat di tengah pulau. Dari sana ada jalan mengarah atas bukit untuk menuju sisi cotagges di balik pulau.

Resor yang dikelola oleh pasangan dari Inggris ini memang menakjubkan. Disain struktur bangunan menggunakan bahan ( termasuk kayu ) yang ramah lingkungan dan menekan sedikit mungkin kerusakan alam. Butuh waktu 2 tahun untuk membangun, karena mereka konsisten memakai kayu kayu yang bukan dari hasil tebangan. Mereka membeli kayu dari pohon pohon yang rubuh atau mengumpulkan dari yang hanyut di laut lepas.
Pemakaian sabun yang mengandung antiseptik di haramkan selama berada di Misool Eco Resort. Ini karena limbah buangannya bisa membunuh kehidupan terumbu karang di sekitarnya. Mereka juga tidak menyediakan ikan ikan karang seperti kerapu kepada tamu tamunya karena tergolong ikan ikan langka.
Salah satu bentuk protes lainnya adalah tidak menghidangkan udang karena mengganggap pembibitan budidaya udang di Indonesia dilakukan dengan membabat hutan bakau.

Selain itu Misool Eco Resort melakukan kesepakatan dengan penduduk adat di sekitarnya untuk menjaga ekosistem terpadu yang disebut No Take Zone. Mereka menyewa wilayah seluas 425 km persegi di sekitar pulau Batbitim untuk melarang eksploatasi pengambilan apapun dari laut, termasuk memancing ikan, berburu kerang, telur penyu, sirip ikan hiu dan lain lain.
Patroli yang disebut Ranger Patrol secara rutin berputar menjaga dengan kapal boat di wilayah yang luas itu.
Barangkali yang membuat resor ini berbeda adalah, bagaimana melibatkan penduduk adat sekitarnya untuk mendapatkan keuntungan dari pengelolaan resort. Sebagian besar pegawai berasal dari kampung Yellu, pulau terdekat. Menaikan taraf hidup dan pemasukan mereka tanpa harus merusak alam.

Ada sekitar 60 dive site di sekitar Misool Eco Resort yang umumnya bisa dicapai antara 10 menit sampai 1 jam dari dermaga. Termasuk Fiabacet, Boo, Magic Mountain, Yilliet, and Gorgonian Passage yang luar biasa indahnya. Ini diluar beberapa tempat yang masih dieksplorasi lagi.
Bahkan di bawah dermaga resort, begitu banyak ikan ikan, batfish, black / white tips shark yang masih kecil sampai sweetlips dan sniper. Yang paling utama kita bisa melihat atraksi school of jack – seperti di tulamben, Bali – yang selalu berada di sana. Berputar meliuk liuk mengucapkan selamat datang kepada para tamu. Tak bosan bosannya saya melakukan penyelaman di sini, karena penyelaman di dermaga bebas , di luar paket menyelam keluar pulau.

Memang karakteristik penyelaman di seputar Misool agak berbeda dengan daerah utara seperti di Kri misalnya. Disini – walau ada – tetapi tak mudah menemukan mahluk kecil untuk macro photography. Umumnya memang obyek obyek wide shoot photography. Terumbu karang yang terhampar bagai permadani dan hutan sea fans di sana sini. Tentu saja dengan jumlah ikan ikan beraneka ragam yang begitu banyak.
Ini memang konskuensi dari kehidupan terumbu karang yang relatif sehat dan subur, seperti adagium No Corals life No fish. Ya, terumbu karang adalah rumah bagi hayati bawah laut. Sumber plankton bagi makanan ikan. Jika mereka dihancurkan, sudah semestinya tak ada ikan yang tinggal di sana.

Tak terasa hampir seminggu saya berada di Raja Ampat. Tak ada pesona bawah laut seindah di sini. No questions. Tak mungkin kita bisa menjelajahi seluruh wilayah dalam satu kali kunjungan. Wilayah ini terlalu luas dan masih menyimpan titik titik penyelaman yang belum di eksplorasi.
Menjelang malam terakhir, kami berenang renang di laguna yang jernih airnya dengan ditemani Batfish yag dengan jinak berputar putar di sekeliling kami. Mungkin ini semacam salam perpisahan. Mungkin ia terus berharap bahwa tidak ada yang akan berubah di Misool sampai akhir jaman. Kehidupan ini terlalu berharga untuk dihancurkan dengan alasan modernisasi.
Sambil ditemani seorang teman, saya masih mengepak barang barang di dive centre dengan angin laut yang sepoi sepoi membelai mesra wajah saya. Semua teman teman sudah lelap di kamarnya masing masing karena kami sudah harus berangkat subuh subuh untuk mengejar pesawat Merpati yang membawa pulang ke peradaban di Jakarta.

Rupanya sang teman tak rela meninggalkan tempat ini. Ia membuat janji dengan kekasih wanitanya untuk menikmati malam terakhir di depan laguna. Lama menunggu sampai larut malam, si kekasih tak muncul sehingga ia kembali ke kamarnya di sisi pulau. Ketika saya hendak bergegas, si wanita baru muncul. Rupanya ia tertidur, dan wajahnya cemas mencari cari kekasihnya yang telah pergi karena lama menunggu. Ah, Misool memang begitu mempesona, sehingga mereka yang dimabuk cintapun enggan melupakan kenangan ini.
Tentu saja, saya akan kembali ke sini. Someday. Somehow.

Share

  1. 0
    29 May 2010 22:22:52

    lowo

    bagus bangeeet…

  2. 0
    8 June 2010 07:24:49

    aRuL

    wow keren banget mas….. kapan ya bisa ke sana, dan kapan bisa juga foto seindah itu 😉

  3. 0
    17 July 2010 15:28:35

    iskak

    tempat yang indah……jadi pengen kesana….

  4. 0
    18 August 2010 13:29:16

    andinoeg

    Panoramanya indah, salam kenal..

  5. 0
    24 August 2010 19:30:18

    jordi badoo

    memang mantap skalie hebat ternyata disana juga tak kalah jauh bedanya di bandingkan tempat wisata2 lain yang ada di indonesia semoga saja suatu saat ini kan menjadi wisatawan terbaik dan terindah ayo bangkitkan panorama ini

  6. 0
    25 November 2010 08:11:21

    sarah

    jangan hanya bilang misool,,misool saja tetapi sebutin juga kampung yang punya daerah atau punya batasan pulau tersebut,agar lebih diketahui lagi oleh publik.

  7. 0
    26 February 2011 15:59:00

    lita

    keren,,
    i want to go there

  8. 0
    26 February 2011 16:00:03

    lita

    i want to go there

  9. 0
    12 April 2011 02:13:48

    TJ

    Apa tempat yang indah, kota-kota kecil dan cottage adalah tempat orang ingin menelepon ke rumah. Kabur peaseful dari Grung harian!

    Webmaster: http://www.chicagoplasticsurgeonsil.com

  10. 0
    12 April 2011 02:30:09

    TJ

    Apa tempat yang indah, kota-kota kecil dan cottage adalah tempat orang ingin menelepon ke rumah. Kabur peaseful dari Grung harian!

    Webmaster: chicago plastic surgeons.

  11. 0
    18 April 2011 21:30:11

    nikson moom

    memang batas wilayah itu ada di darah yellu, namun penduduk yellu bukan lah penduduk asli misool, mereka adalah pendatang yang sudah lama dan mengklaim bahwa mereka orang asli di sana…suku asli misool adalah suku matbat…dan yang memiliki hak atas tanah dimana tempat wisata itu adalh marga fadimpo…oleh sebab itu orang-orang yang perlu di ekspos adalah orang asli matbat bukan pendatang…

  12. 0
    3 May 2011 02:06:51

    Yahwe

    How much is a link to your site? My site http://yahwe.ru/

  13. 0
    6 May 2011 23:16:03

    Didin Zaenudin

    Wow…ternyata alam bawah laut indah banget…warna-warni ikan semakin menambah ragam warna…luar biasa…mantap infonya…thanks.

  14. 0
    8 September 2011 11:21:10

    adi

    Mantap’s…tulisannya sangat menarik minat pembaca untuk berkunjung ke sana (misol). saya pasti ke sana! thnks ya untuk pengalamannya.

  15. 0
    26 November 2011 16:17:57

    hendrik leunufna/hengky

    Memang benar apa yang dikatakan oleh Nicson Mom, Mereka sama dengan saya
    yang sudah hidup lama di kampung limalas, saya tahu itu karena ibu saya
    juga di besarkan dalam keluarga Mom yang skarang berada di Limalas dan
    kampung foley

  16. 0
    13 April 2013 15:25:17

    opiektidung

    Sangat menajukan.Sebagai anak pantai dia mana pun saja,laut itu indah

  17. 0
    19 April 2013 11:50:23

    dian olly

    Halo Mas Iman Brotoseno,

    Mas, kalau penyebrangan dari Sorong ke Misool itu jadwalnya hari apa aja sih ??

    Daku baca tulisannya Bang Charles ( http://charlesroring.wordpress.com/2012/06/26/jalan-jalan-ke-raja-ampat-dengan-cara-murah/ ) tentang Misool, disitu ditulis kan tentang penyebrangan dengan Kapal Reguler KM Sabuk Nusantara 32 dari kota Sorong ke Yellu/ Harapan Jaya di Misool (tiket Rp. 60.000).
    Dari blog lain ada KMP Kurisi dari pelabuhan rakyat Sorong ke Desa Folley-Harapan Jaya , berangkat jam 2 siang, sampai jam 2 malam ( http://biosmagz.com/?p=66 , http://thejourneyofrajaampat.blogspot.com/).

    mau nyocokin sama jadwal pesawat nih Bang, rencananya tgl 12 Okt 2013 sekitar jam 1 siang sudah sampai di Sorong, dan klo ada kapalnya pengennya langsung nyebrang ke Misool. Main-main di sekitar Misool sampai tgl 16 Okt,

    tgl 17 Okt pagi-pagi maunya nyebrang ke Waisai (kalo ada kapalnya), apa harus ke sorong dulu ya ??

    Aduhh bingung nihh saya Bang, mohon bantuan infonya ^_^

    Makasiihhhh 🙂

  18. 0
    31 July 2013 08:49:58

    Iman Brotoseno

    Dian olly,
    Kalau ke Misool memang harus dari Sorong.. Biasanya penerbanngan tiba di Sorong pagi sehingga masih keburu mengejar kapal.
    Kalau dari Misool ke Wasai, harus lewat Sorong dulu. Kecuali charter boat

  19. 0
    4 December 2013 14:48:56

    jen

    Tdk ush saling mengklaim si A maupun si B yang punya.. bukankah semua yg ada di bumi ini milik ALLAH SWT…. intix mari kita jaga dan nikmati sama2 daerah ini

  20. 0
    25 April 2014 08:29:30

    saraiya bahalle S1.ADM

    saya sependapat dengan sdra Jen tidak perlulh mengklaim hak ulayat krn slm ni and di mn?yg perlu bkn slin menyalahkan ttpi solusi ke dpn yg prlu kt brikan agar menjg surga bahari daerah matbat kita krn krn suku matbat tu terbgi maka jika and tidak tau sejara jgn comen sprti tu yg terpntg ayolh sm2 kt mrwt daerah wisata kita dengan baik karena itu termsk celengan tuk ms dpn ank2 kt.

  21. 0
    12 April 2016 03:08:20

    nikson moom

    Saraiyah bahale,,,anda siapa anda harus paham tentang jati diri anda br anda boleh berkomentar seperti itu, sy sepakat jika anda katakan bahwa kita harus menjaga apa yang ada demi suku matbat ke depan…namun jika anda katakan tdk tahu sejarah tlg tanyakan diri anda apakah emang benar anda itu matbat atau bukan,……

Latest

About

Dunia Laut berisi kumpulan cerita dan foto-foto tentang kekayaan alam hayati lautan Indonesia.

Blog ini dikelola oleh Iman Brotoseno, PADI Dive Instructor.

© Dunia Laut. Design by Muhammad Zamroni.