Togean

Perjalanan ini memang terasa sangat melelahkan, bayangkan dari kota Gorontalo, saya harus menempuh 4 jam perjalanan darat, melalui gunung gunung serta menyusuri tepi teluk Tomini untuk mencapai desa pelabuhan Marisa. Wajah wajah penduduk desa nelayan itu, kelihatan tak peduli dengan kehadiran manusia manusia seperti kami yang membawa tas ransel, koper kamera besar besar. Beberapa anak anak kecil berteriak teriak dan sambil berenang di sisi sampan kecil yang membawa kami menuju perahu nelayan dengan tenaga mesin truk diesel menunggu di ujung sana. Ya, saat itu air surut sehingga perahu itu tidak bisa merapat di tepi pantai .

Dari sini kami masih harus menempuh perjalanan menyeberangi teluk Tomini, menuju kepulauan Toegan selama kurang lebih 6 jam. Jadi total adalah sepuluh jam perjalanan menuju pulau kadiri sebagai salah satu bagian dari kepulauan Togean, Sulwesi Tengah.
Ketika kami berangkat sudah menjelang sore, sehingga sebagian perjalanan di tempuh malam hari. Suasana gelap dan deru mesin kelotok menambah eksotis perjalanan ini. Sang Kapten kapal hanya melihat bintang di langit sebagai patokan navigasi, membuat kekaguman yang luar biasa bagi kami manusia kota.

Kalau ada yang pernah melihat film ‘ The Beach “ yang dibintangi Leonardo di Caprio pasti tak asing dengan landscape serta kontur alam di pulau Kadiri. Ya, film itu dibesut di Thailand. Hanya saja togean merupakan sebuah titik di teluk Tomini, Sulawesi yang jauh dan terabaikan. Pasir putih lembut, batu batu karang mencuat diantara perairan teluk yang tenang, serta sunset yang menyejukan mata dan hati. Indahnya !


Menarik, persis seperti film The Beach, saya menemukan orang orang bule yang dari antah berantah datang menuju pulau ini. Ada yang menempuh 22 jam perjalanan dari kota kota kecil di Sulawesi Tengah, naik bus antar kota lalu dilanjutkan dengan perahu perahu kecil Mereka tinggal semaunya dan hidup menikmati alam di kepulauan ini. Ada yang berpacaran dengan local guide setempat, ada yang yang tak peduli dengan bangun siang dan bermalas malasan seharian. Nelayan nelayan setempat datang menawarkan ikan dan kepiting segar dengan harga murah.

Seekor kepiting besar seharga Rp 5,000,- rupiah yang langsung dimasak dengan bumbu lokal khas Gorontalo. Tiba tiba saja saya tersadar betapa indahnya alam Indonesia ini. Mata saya tak berani beranjak dari viewfinder kamera, untuk menelanjangi keindahan yang tak bisa saya lihat di tanah jawa . Sebuah sisi dunia lain, yang tak tahu sampai kapan mampu bertahan.

Share

  1. 0
    14 October 2008 12:46:36

    lope

    Perjalanan yang sungguh indah. terima kasih kerana sharing this story and view.

  2. 0
    10 June 2009 06:36:43

    wisata21

    Perjalanan yang sangat menarik….thank;s for sharing ……..

  3. 0
    10 June 2009 09:41:48

    HappyCrabbie

    Keren … kapan ya gua bisa ke sana untuk explore biota laut ….

  4. 0
    14 April 2014 17:34:43

    ranselwisata

    akses transportasinya agak susah ya kayanya. sayang banget, surga seindah ini kalah populer dengan destinasi-destinasi lain 🙁

  5. 0
    8 May 2014 07:39:16

    Wisata Indonesia

    View yang luar biaya indahnya, semoga kapan2 bisa kesana..

Latest

About

Dunia Laut berisi kumpulan cerita dan foto-foto tentang kekayaan alam hayati lautan Indonesia.

Blog ini dikelola oleh Iman Brotoseno, PADI Dive Instructor.

© Dunia Laut. Design by Muhammad Zamroni.